Tujuan
- Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
- Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
Dasar Teori
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan
sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar,
kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2
dan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena
cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut
disporposionasi:
2 Cl2(aq) + 2 H2O HClO(aq)
+ 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan
hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama
dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl- sebab asam
hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang
cukup kuat.
Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak
produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman
hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses
pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan,
antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk
lainnya.
Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+,
Pb+, dan Hg+ berperan sebagai igan dalam pembentukan
kompleks yang diambil melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau
padatan.
Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam
pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses
tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform,
karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan
hipoklorit (NaOCl), ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya
oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl‑
sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah
basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan
merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan
ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai
ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna
dan melarutnya endapan atau padatan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pipet
tetes, Rak tabung reaksi, Gelas ukur, dan Tabung reaksi. Bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah NaCl
0,1 M, AgNO3 0,1 M, NH3 6M, CuSO4 0,1 M,
Lakmus merah biru, NaOCl 5% ( baycline), NaOH 6 M, KI 0,1 M, KBr 0,1 M,
n-heksana atau petroleum eter, HCl pekat
Cara kerja
1. Ion klorida (Cl-)
a. Kelarutan dan
kestabilan garam klorida
b. Kompleks logam
transisi dengan ion Cl-
2. Ion Hipoklorit
(ClO-)
a. Reaksi
lakmus
b. Reaksi dengan AgNO3
c. Daya Oksodasi
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang sifat-sifat dari
senyawa klorin. Bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai
sampel. Percobaan pertama adalah kelarutan dan stabilitas garam klorida,
dengan mereaksikan antara NaCl dengan AgNO3. Secara Teori terbentuk
endapan putih AgCl yang seperti dadih. Endapan tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam amonia encer dan dalam larutan – larutan kalium sianida dan
tiosulfat,. Setalah itu diteteskan kembali NH3 dan endapan
dadih putih menjadi larut dan terbentuk gas Cl2 dan setelah
ditambahkan HNO3 endapan menjadi hilang dan keadaan asam
membuat suhu larutan menjadi naik dan terjadi reaksi eksoterm (suhu meningkat).
Namun dalam praktikum yang dilakukan endapan tidak larut dalam amonia maupun
dalam asam nitrat.
NaCl + AgNO3 è NaNO3 +
↓AgCl
AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ +
Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- +
2H+ → AgCl ↓ + 2NH4+
Pada percobaan yang kedua adalah pembentukan kompleks
logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl- dapat
membentuk kompleks logam transisi. Ion kompleks memiliki ion logam dengan
jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Asam adalah
akseptor electron molekul yang dapat menerima electron dan basa adalah molekul
yang memberikan electron. Pencampuran CuSO4 dengan HCl terjadi
perubahan warna menjadi warna hijau tua, dan setelah ditambahkan aquades,
terdapat dua lapisan yang berwarna hijau dan bening. Hal ini disebabkan karena
CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat
dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang
menyebabkan warna berubah menjadi hijau muda. Setelah ditambahkan kembali
dengan aquadest (reaksi hidrolisis) warna berubah menjadi ke warna sebelumnya
yaitu hijau bening. Hal ini disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida
ditambahkan dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam
klorida dan molekul air sebagai produk sampingnya. Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan
HCl terbentuk endapan putih dadih. Ketika ditambahkan aquadest endapan tetap
tidak larut.
H2SO4(aq) + CuCl2(aq) + H2O è CuSO4(aq) + 2HCl(aq) + H2O(aq)
AgNO3 + HCl è AgCl↓ + HNO3
Percobaan yang ketiga adalah tes lakmus. Hal ini
menunjukkan bahwa NaOCl adalah larutan yang bersifat basa, karena mampu
mempertahankan lakmus biru tetap biru namun dapat merubah lakmus merah menjadi
lakmus biru.Percobaan keempat, adalah reaksi dengan AgNO3. Hasilnya
ketika NaOCl ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan berwarna putih
dan reaksi berlangsung secara eksoterm karena pada dinding tabung reaksi terasa
panas dan terdapat gelembung gas. Gas yang terbentuk adalah gas oksigen dari
reaksi AgNO3 dengan NaOCl. Sedangkan saat tabung yang berisikan
NaOH, direaksikan dengan AgNO3 terbentuk endapan abu abu
kecoklatan dengan warna larutan yang coklat dan setelah direaksikan dengan HNO3 endapan
menjadi hitam larutan berwarna coklat ke abu abuan dan disertai dengan
bertambahanya suhu larutan.
2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl↓ + 2NaNO3 +
O2
2HNO3 + NaOCl + AgNO3 →
AgCl + NaNO3 + H2O
NaOH + AgNO3 → AgOH + NaNO3
Percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- dengan
menggunakan KBr, KI dan C6H12. Ion ClO- memiliki
daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator kuat yang dapat larut dalam
air dingin. Reaksi antara KI dengan NaOCl membentuk larutan berwarna kuning
disertai dengan adanya cincin merah muda diatasnya, cincin pink merupakan hasil
oksidasi antara KI dan NaOCl dan n-heksana berguna sebagai media oksidasi.
Reaksi antara KBr dengan NaOCl menghasilkan larutan berwarna bening dengan
cincin, hal ini terjadi karena daya oksidasi Br dan Cl hamper sama (tidak
mengalami perubahan yang signifikan). Pada reaksi KI dan n-heksana dan
diteteskan dengan HCl, reaksi membentuk larutan dengan 3 lapisan, yaitu ungu,
hitam dan bening dibagian bawah. Dan pada reaksi KBr dengan n-heksana dan
diteteskan HCl, reaksi membentuk 2 lapisan warna larutan. Larutan berwarna
bening dan cincin kuning Penambahan HCl menyebabkan BR teroksidasi karena
suasana berubah menjadi asam,sehingga daya oksidasi Cl meningkat.
Kesimpulan
- Senyawa klor memiliki daya oksidasi yang kuat
- Pembentukan logam kompleks klor ditandai dengan perubahan warna
- NaOCl bersifat basa
- Pembentukan perbedaan lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran dan berat jenis.