Tujuan
percobaan
- Mendesain alat yang mampu menyimpan gas hydrogen hasil reaksi logam alumunium dengan larutan basa
- Menguji apakah gas hydrogen yang dihasilkan berdaya guna dengan alat pengujian hydrogen
Dasar
teori
Hidrogen
(bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di
dunia.
Hidrogen
juga adalah unsur paling melimpah
dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam
keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai
secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal
daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop
hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation)
ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan
unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa
yang mana banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul
terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan Schrödingernya
dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada energetika dan ikatan atom
hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum.
Kelarutan dan karakteristik
hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang sangat penting dalam
bidang metalurgi (karena perapuhan
hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk
meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang
terdiri dari logam tanah
nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi
setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.
Alat
dan bahan
- Balon karet 1 bungkus
- Botol kaca 1 buah
- Selang plastic
- Larutan NaOH 3 M
- Alumunium foil
Prosedur
kerja
- Dibuat larutan NaOH 3 M
- Disiapkan alat- alat yang diperlukan
- Lembaran alumunium foil di sobek kecil- kecil untuk mempercepat laju rekasi dengan memperbesar luas permukaan sentuh
- Masukkan larutan NaOH kedalam botol
- Masukkan alumunium foil juga kedalam botol, lalu tutup segera botol tersebut
- Pegang ujung balon yang sudah tersambung dengan selang,
- Lalu uji gas hydrogen yang terdapat pada balon dengan alat penguji gas hydrogen apabila lampu pada alat penguji menyala berarti gas hydrogen yang dihasilkan bisa digunakan untuk alternative energy
Perhitungan
3M
NaOH sebanyak 250 ml
M = n/V
n = M.V
n = 3.0,25
= 0,75
mol
Dik;
Mr NaOH = 40
Gram
NaOH yang diperlukan adalah 0,75X40 =30 gr naoh yang dilarutkan dalam aguadest
sampai volume 250 ml untuk mendapatkan konsentrasi NaOH 3M.
Hasil
dan pembahasan
Dari
percobaan ini, gas hydrogen yang dihasilkan berhasil diujikan pada alat
pengujian gas hydrogen, terlihat pada saat gas hodrogen dialirkan, lampu pada
alat penguji menyala.kekurangan terjadi pada alat penyimpanna gas hydrogen yang
di desain kelompok kami, masih mempunyai kekurangan yaitu adanya kebocoran pada
tutup botol yang di gunakan, tidak dapat menutup botol secara rapat, akibatnya
gas hydrogen yang hasilkan menyebar keluar botol . dan alat penyimpanan ini
menjadi tidak efektif .
Kesimpulan
Dari
percobaan ini dapat simpulkan kelompok kami berhasil memperoleh gas H2 dari
rekasi alumunium dengan larutan NaOH namun kekurangan ada pada alat yang kami
desain karena masih bocor, belum mampu menyimpan gas H2 secara benar.